Kamis, 09 Agustus 2012

Dilema jadi IBU

Menjadi seorang Ibu itu ternyata dilematis ya, maunya banyak harapannya banyak apalagi kalau anaknya cuma satu kaya aku ;D

Saat maha - anaku yang sekarang sudah 6 tahun - masih baby aku ga pernah kehilangan kesempatan untuk bisa selalu deket-deket maha dan itu moment terindah dalam hidup aku. Sampai maha usia 1,5 tahun saat aku memutuskan untuk kembali bekerja aku mulai khawatir akan kehilangan moment dan bonding dengan maha beruntung aku masih bisa memandikan, menyusui dan tidur dengan maha jadi kedekatan kami tetap terjaga.

Saat maha usia 2 tahun aku deg-degan karena maha sudah waktunya disapih tapi aku ko rasanya ga rela kehilangan moment menyusui maha karena banyak orang bilang menyusui adalah moment terbaik untuk membangun bonding antara anak dan ibu, rasa khawatir kehilangan moment itu bikin aku jadi deg-degan tapi ternyata semuanya berjalan lancar dan maha tetap "baby-nya bunda".

Beberapa hari ini aku mulai deg-degan lagi persis seperti saat menyapih maha. maha sudah SD sekarang, noraknya aku mendadak melo saat ninggalin maha dalam kelas di hari pertama. Saat itu aku ko ga tega ninggalin maha di dunia baru sendirian padahal didalam kelas itu ga ada satu orang pun yang dia kenal, rasanya aku pengen duduk disebelah maha dan bilang "jangan takut  bunda ada disamping maha" seperti saat maha pertama kali masuk playgroup. Mataku mulai basah dan suamiku kontan ketawa ngakak, malu dan norak si memang karna pada saat yang sama maha keliatan tenang dan PD aja dalam kelas ;D

Setelah beberapa hari diantar dan jemput ke sekolah (aku khusus ambil cuti di minggu pertama maha masuk sekolah)maha mulai berangkat ke sekolah sendiri ikut mobil jemputan (sesuai permintaan maha) bukan cuma aku tapi nenenya maha juga ikutan khawatir karena ga tega melepas maha pergi kesekolah sendiri. tapi seperti biasanya semuanya tetap berjalan lancar, saat pulang sekolah maha sumringah menceritakan pengalaman pertamanya naik mobil jemputan. 

Kemarin sore nene cerita bahwa maha pergi main ke rumah teman barunya di SD yang tinggal di komplek sebelah, ngga jauh si memang +/- 500 meter dari rumah. nene cerita bahwa sebelum pergi nene menawarkan diri untuk antar maha kerumah teman barunya itu tapi ternyata maha jawab "aduh...nene aku bisa pergi sendiri, nene jangan anggap aku anak kecil terus dong...aku kan udah gede". Denger cerita Ibuku di telephone aku sontak kaget seperti tersadar ternyata anaku sudah besar dan mandiri.

Saat pulang kerja dan selesai buka puasa maha langsung pamit "aku duluan ya..." aku tanya dia mau kemana dan dia bilang "aku mau mandi dulu...sebentar lagi kan berangkat tarawih" aku langsung deg-degan karena ternyata sekarang maha bener-bener berusaha untuk mandiri. biasanya kalau mandi sore harus dikejar-kejar dan susah sekali tapi hari ini dia mandi sendiri tanpa disuruh...OMG

Disatu sisi aku bangga anaku sekarang sudah besar dan mandiri, tapi disisi lain aku takut kehilangan moment kebersamaan aku sama maha. Maha yang sudah besar sekarang sudah ga mau lagi dicium atau dipeluk bunda didepan orang lain, sebentar lagi tidurpun sudah mau pisah aku khawatir ga punya kesempatan lagi untuk bisa deket-deket sama maha. 

Sebagai Ibu aku sadar sepenuhnya bahwa akan ada saat dimana aku harus melepaskan anakku untuk hidup mandiri, tapi aku takut...sekali menunggu saat itu...aku takut kehilangan maha. saat ini aku cuma bisa berdoa semoga ALLAH SWT selalu menjaga dan melindungi maha dalam setiap langkahnya. Amin.

*I shed my tears while typing this last paragraph*

PS: mungkin semua IBU didunia merasakan hal yang sama, atau memang aku aja yang LEBAY ;D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar